Minggu, 08 Januari 2012

psikologi remaja

Nama : isnani rachmawati
Nim : 0911233073
Mat.kul : perkembangan remaja
Dosen pengampu : Ari Pratiwi
Judul : “PENEMUAN IDENTITAS DIRI PADA MASA DEWASA”

Proses pencarian identitas adalah proses dimana seorang remaja mengembangan suatu identitas personal atau sense of self yang unik yang berbeda dari orang lain (individuation).

Dalam psikologi perkembangan pembentukan identitas merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir masa remaja. Pembentukan identitas sebenarnya sudah dimulai dari masa anak-anak, tetapi pada masa remaja ia menerima dimensi-dimensi baru karena berhadapan dengan perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan relasional (Grotevant dan Cooper, 1998)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, identitas adalah ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang. Sedangkan diri adalah, seseorang (terpisah dari yang lain). identitas diri adalah ciri-ciri atau keadaan seseorang yang berbeda dengan orang lain. identitas diri merupakan hal yang mutlak ada dalam kehidupan manusia. Identitas bisa dikatakan sebagai pembeda seseorang dengan yang lainnya. Bisa dibayangkan apa yang terjadi seandainya semua orang tidak memiliki identitas diri masing-masing. Maka yang terjadi adalah, banyak kesalahpahaman dalam mengenal seseorang, dan semacamnya. Sebuah identitas diri dapat terbentuk didalam :

1. lingkungan keluarga,
2. lingkungan kerja,
3. lingkungan masyarakat,
4. kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembentukan identitas diri hasil dari kerja keras seseorang dengan belajar dalam segala aspek lingkungan dan menggabungkannya menjadi sebuah bingkai yang indah di dalam kehidupan merupakan sarana bagi pembentukan pola pikir (mindset) dan sikap mental, memajukan adab dan kemampuan bangsa merupakan tugas utama pembangunan kebudayaan nasional

Ini cerita nyata permasalahan kakak saya bernama MW saat ini MW berusia 23 tahun dan MW tinggal bersama orang tuanya. Hubungan MW dengan orang tua memang sedikit ada masalah, masalah ini muncul karena MW sendiri saat ini sedang pengangguran dan hanya tinggal di rumah saja tanpa ada aktivitas yang signifikan, padahal mw ini sudah di bukakan oleh orang tuanya sebuah toko beserta isinya dan tugas MW hanya menjaga toko dan membukanya saja akan tetapi MW tidak pernah mau untuk menjaga toko apalagi membukanya, mw berkata aku malau kalau di suruh jaga tko lagian aku juga tidak tau harga-harga yang di jual di toko. MW memang memiliki watak yang keras dan MW ini anak bertama dari dua bersaudara. Dan usia mw saat ini 23 thn. Itu sebagian masalah MW dengan orang tua masih banyak hal permasalahan yang MW lakukan terhadap keluarga misalnya masalah uang sehari-hari, pacar, teman-teman bermainnya, dan MW kurang ada hubungan yang baik dengan adiknya, MW selalu meminta suatu hal yang sama saat adiknya meminta sesuatu itu kepada orang tuanya, entah uang, sepeda motor, dan perlengkapan sehari-hari

MW saat ini menjadi ketua komunitas club sepeda motor yang menurut saya tidak jelas apa manfaatnya karena komunitas club ini itu hanya sekumpulan orang yang memodifikasi sepeda motornya yang tidak menjadikan motor itu baik akan tetapi menjadikan motor itu cepat rusak misalnya mengecilkan ban, lalu memotong kenalpot, spion tidak ada pada intinya itu mengubah dari standartnya sepeda motor menjadikan sepeda motor tidak standart lagi dan dengan memodifikasi sepeda motor dengan cara yang salah, club sepeda motor ini bernama NMS setiap sabtu dan minggu selalu berkumpul di musium pada jam 08.00-02.00 MW di jadikan ketua karena seringnya MW datang ke bengkel yang menjadi basecamp untuk komunitasnya.

Dengan mw menjadi ketua inilah mw dipertemukan dengan MS yang menjadi modeling identitas diri MW, dari gaya penampilan, perilaku, dan benda-benda yang dimiliki MS harus sebisa mungkin dimiliki oleh MW. MS ini anak yang memang memberikan pengaruh besar terhadap MW karena kehidupan MS sendiri selalu dengan kehidupan dunia malamnya dan dengan gaya hidup mewah dan tentunya sering gonta-ganti cewek sebagai pelampiasan setiap permasalahannya, dan MS sendiri tidak mengetahui kalau selama ini MW menirukan apa yang selama ini ada pada diri MS, dari yang memakai boxer, gaonta-ganti cewek dan selalu ditidurinya, berpakaian ala distro dan harga sendal pun mencapai 300 ribu MW beli agar sama dengan MS, lalu yang mengejutkan lagi bahwa MW ini tidak mampu untuk memilah mana yang benar dan mana yang salah untuk diri MW. MW selalu memandang bahwa apa yang ada pada diri MS itu adalah benar dan patut untuk di contoh. Memang usia MW saat ini bukan anak-anak lagi akan tetapi perkembangan identitas diri pada usia MW itu seharusnya bisa mencapai kemandirian, kontrol diri, dan tanggung jawab pribadi (Papali Olds Feldman, pada tabel perkembangan) akan tetapi pada diri MW belum mencapai tahap itu.

Dan dengan tidak tercapainya tahap perkembangna pada usia mw dan mw mendapat pengeruh besar dari MS maka dapat dikatan sebagian besar apa yang ada pada diri mw itu adalah imitasi dari perlikau teman terdekatnya yaitu MS. MS tidak bisa berbuat banyak karena MS pun tidak mengetahui kalau MS ini dijadikan modeling untuk
penemuan jati diri MW.

Maka dengan permasalahan yang seperti ini seharusnya MW memiliki Pola pikir yang baik dalam hal menentukan perilaku apa yang baik untuk MW dan bagaimana memiliki tanggung jawab atas apa yang telah mw tirukan dari MS karena tidak setiap orang memiliki pola pikir yang sama meskipun perilaku yang dimunculkan itu sama. Selain itu MW seharsnya memiliki mental yang baik untuk menunjukkan bahwa identittas dirinya ini beda dari setiap orang dan identitas diri itu tidak hanya didapat dari teman terdekat saja tetapi bisa dari keluarga atau dirinya sendiri yang dapat dilihat dari pengembangan apa yang menjadi bakat dia.


Daftar pustaka

http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/07/identitas-diri/
Papalia Olds Feldman, human Development.edisi 10. Salemba Humanika.2009